Ketika Hari Ultah Itu Belum Tiba

Kue ulang tahun. Padahal belum ultah, hehe. 




Minggu, 20 Agustus 2023. Masih pagi, saat saya menelpon Bunda Atha untuk satu keperluan. Belum tuntas pembicaraan, si bocil anak tengah si bunda meminta bicara dengan saya, Miminya.

"Mi, mana kue ulang tahun, Aqif? Kok belum Mimi bikin-bikinin? Tanya si bocil Tsaqiif padaku. Dia menyebut dirinya Aqif.

"Nantilah, kalau Aqif sudah ulang tahun. Sekarang kan belum," jawabku pula.

"Aqif maunya sekarang. Aqif demam, Mimi. Panas badan Aqif," katanya lagi.

Sejak beberapa bulan terakhir dia memang selalu memintaku membuatkannya kue ulang tahun. Padahal, ultahnya sendiri masih beberapa bulan lagi.

Tak tega, aku iyakan permintaanya. "Iya nanti Mimi bikin,ya. Bilang sama Bunda untuk jemput nanti sore," ujarku.

"Aqif mau kue gajah, ya Mi. Tidak mau kue rumah," ucapnya lagi.

Sebelum ini dia meminta kue ulang tahun model rumah. Eh, tadi pagi berubah pula jadi gajah, hahahaha... Dasar bocil, mudah sekali berubah pikiran.

"Gajahnya dua ya, Mi," pintanya lagi.
"Kok dua? Ga tiga?" Tanyaku pula.
"Enggak, tiga tuh Adek Arsy," jawabnya.

Haha, maksudnya tiga itu, adeknya nomor tiga dan belum lama ini merayakan hari jadinya yang ketiga. Sedangkan Tsaqiif beberapa bulan lagi usianya lima tahun.

Aku menyanggupi membuat kue dengan gambar gajah, karena ada pola untuk membuat bento dengan model gajah. "Insya Allah, aku bisa," lirihku dalam hati sambil memikirkan model hiasan yang akan aku buat untuk sibocil ini.

Aku mau menyanggupi, karena dia sudah lama memintanya. Lalu, selama ini dia sering menemani hari-hariku yang kadang sepi hanya berdua dengan umi di pondok di perbatasan kota Padang dengan Padang Pariaman.

Bahkan, jika tak kasihan karena dia masih sangat kecil berpisah dengan kedua orang tua dan saudaranya, aku mau dia tetap bersamaku. Apalagi si bocil ini juga mau. Hehe..


Tapi, aku tidak mau egois. Bila kurasa dia mulai merindukan orang tua dan saudaranya, maka aku minta bundanya menjemputnya. Jadilah dia pulang dan sejak beberapa waktu terakhir, dia memang belum kembalu ke pondokku.

Hanya saja, setiap menelpon, dia pasti bertanya.  "Nenek Aqif sama siapa tinggal,Mi kalau Mimi kerja?
"Nenek sendiri aja, Qif" jawabku pula.
"Iya sabarlah, Mi, nanti Aqif temanin nenek lagi," tegasnya.
"Iya, makasih ya Qif," jawabku lagi.

Begitulah. Saat sore ini aku hampir menuntaskan membuat kue "gajah" dengan "base cake" blackforest yang resepnya aku tiru dari youtube dengan sedikit modifikasi, aku kembali menelpon Bunda Tsaqiif adekku itu. Eh, aku kaget, karena Tsaqiif dari tadi menungguku. "Kok, Mimi ga datang-datang bawa kue ulang tahun Aqif?" Tanyanya lagi.


Ahhh, bocilku sayang. Maafkan Mimi, ya, karena tidak bisa ke rumah Tsaqiif. Rupanya kata Bundanya, Tsaqiif ingin perayaan HUT seperti adeknya waktu itu, terus difoto dengan HP Mimi. Cuma aku belum bisa ke sana lagi.

Lalu, dia minta kuenya ada tulisan angka 5 sesuai HUT nya yang akan datang. Hehe.. ada-ada saja. 

Sekali lagi, maaf ya Qif. Besok-besok kita rayakan HUT Tsaqiif. Yang terpenting sekarang, semoga Tsaqiif segera sembuh. Amiiin ya rabbal alamin. Selamat menikmati kuenya, ya Nak. Maafkan, cuma kecil kuenya. Hehe.. (*)



Muara Kasang
Dituntaskan pukul 20.14 WIB




Waktu arsy ultah. 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Abak, Emaknya dan Agresi Belanda II

Iseng Berbuah Manis