Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Lapangan PSTS dan Bang Yok

Ini masih soal Lapangan PSTS Tabing. Ingat lapangan ini, maka aku juga teringat Bang Yok, pria yang di masa kecilku sering dicap sebagai raja anak-anak. Raja anak-anak, hanya julukan saja. Aplikasinya, tidak seperti bayangan orang atau bagai kisah anak jalanan dengan bosnya yang sering ditayangkan di televisi di berbagai sinetron atau pun kisah nyata anak-anak metropolitan. Jangan bayangkan, Bang Yok, laki-laki dewasa yang kejam, memerintah anak-anak untuk bekerja dan mengambil uangnya untuk foya-foya.  Yang ada justru, Bang Yok mengajarkan anak-anak di sekitar lapangan PSTS atau acap disebut lapangan bola kepada kebaikan.  Aku yang ketika itu masih berusia sekitar empat atau lima tahun (aku kurang pasti, tapi yang jelas sebelum aku masuk taman kanak-kanak pada usia enam tahun), pernah ikutan nimbrung ketika Bang Yok bercerita. Cuma sekarang aku lupa detail ceritanya, maklum masih terlalu kecil. Yang pasti, intinya mengajak anak-anak untuk selalu hormat dan santun kepada ora

Lapangan PSTS Tabing dan Gorengan Umi

Gambar
Lapangan PSTS Tabing dengan latar belakang SMP 13 Padang. (ist) Lapangan PSTS Tabing, begitu nama lapangan sepak bola yang terletak di depan SMP 13 Padang di Jalan Hamka, Tabing, Padang, Sumatera Barat itu. Sejak aku lahir hingga kini, tetap itu nama lapangannya, tidak berubah, meski kadang lebih sering disebut lapangan bola saja. Beberapa hari terakhir, lapangan ini sedang ramai-ramainya. Betapa tidak, sekarang lapangan sedang dipakai untuk pertandingan sepak bola dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov). Aku memang belum ke sana, sejak pertandingan dimulai, tapi selalu ada yang menyampaikan, lapangan penuh sesak. Banyak penonton yang menyaksikan jalannya pertandingan. Aghhh, kalau begini, jiwa dagangku langsung bergejolak. Ingin rasanya, ikut pula berjualan di sana. Pikiranku jadi melayang ke masa berpuluh tahun lalu, saat keluarga kami mengontrak rumah di sekitar lapangan bola. Saat itu, kalau di lapangan ada keramaian, aku dan kakakku serta Abak dan Adikku nomor tiga selalu berjuala