Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Aku dan Umiku

Lagi, 22 Desember ini diperingati sebagai Hari Ibu di seluruh dunia. Aku tak mau ambil pusing bagaimana tanggal ini ditetapkan sebagai hari ibu. Pastinya, bicara tentang ibu, terutama ibuku jelas tak akan ada habisnya. Terutama tentang kasih sayangnya kepada anak-anaknya. "Kasih Ibu sepanjang jalan".  Ungkapan itu aku yakini sepenuhnya dan memang aku jumpai dari Umi, ibuku. Meski sudah sebesar saat ini, Umi selalu mengingatkanku makan teratur, karena memang sejak kecil aku suka makan tidak teratur dan suka lupa makan bila sudah serius bekerja. Dulu, ketika beberapa tahun lalu kami tinggal seatap, Umi pasti selalu meminta aku sarapan pagi. Bila malas, tidak jarang Umi yang lagi makan menyuapi aku beberapa suap nasi dari piringnya.  Aghh , apa aku manja? Entahlah. Tapi pastinya, aku memang lebih suka bermanja-manja dengan Umi. Apalagi sekarang Umi tinggal berjauhan denganku. Meski dapat ditempuh hanya dalam setengah jam angkutan umum, aku agak jarang menjumpai Umi, terutama bil

Amran Nur, Selamatkan Sawahlunto dengan Wisata

Gambar
Amran Nur Kota Sawahlunto dengan ikon Kota Tambang Berbudaya kini tersohor kemana-mana. Semua tidak terlepas dari kiprah sang walikota, Ir. H. Amran Nur. Sekitar 10 tahun lalu, ketika akan memulai memimpin Kota Sawahlunto, Ir. H. Amran Nur melihat ada kegamangan yang dirasakan masyarakat dalam menatap masa depan mereka. Betapa tidak, ketika itu boleh dibilang ekonomi kota ini nyaris mati, karena tambang batu bara sebagai mata pencaharian utama masyarakat sudah tidak dapat diandalkan lagi. Pasar Remaja, sebagai pusat kegiatan ekonomi di kota itu pun sepi, karena masyarakat mulai banyak yang eksodus. Mereka berpindah ke daerah lain demi mencari penghidupan yang lebih baik.

Soal Randang

Gambar
Randang Lokan dapoer.ummi.koe P ekan-pekan terakhir kepopuleran rendang kembali hangat diperbincangkan. Terutama menjelang pelaksanaan Festival Randang yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumbar, Selasa (26/6) lalu. Membicarakan randang memang seolah tak ada habisnya, seperti gurihnya rasa yang diciptakan masakan khas Ranah Minang itu.

Anak Lelaki Itu...

Gambar
Hari ini, 21 Februari. Di tanggal yang sama 4 tahun silam telah lahir seorang bayi laki-laki di sebuah klinik kebidanan di Padang. Bayi mungil itu lahir dari rahim adik kedua saya atau anak keempat ibu saya.

Angkutan Maut

Belum lagi kering airmata keluarga korban Bus Karunia Bakti di Cisarua, Bogor, Senin (13/2) kembali terjadi kecelakaan maut di Desa Tempuran, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur (Jatim). Kecelakaan ini menewaskan 4 orang dan 14 lainnya terluka.  Selasa subuh (14/2) di jalan raya Payakumbuh-Bukittinggi, sebuah truk menghantam pohon. Sopir tewas di tempat kejadian. Pekan lalu dan pekan ini seperti menjadi hari-hari kelabu tidak hanya bagi keluarga korban, tapi juga bagi bangsa Indonesia. Betapa tidak, angkutan umum yang diharapkan mampu menjembatani ketiadaan kendaraan pribadi pada sebagian besar masyarakat Indonesia, kini lebih banyak membawa petaka. Harapan mendapatkan angkutan yang nyaman dan aman sampai tujuan sepertinya menjadi sangat mahal. Bahkan Mabes Polri seperti ditulis Singgalang , Selasa (14/2) menyebutkan, sejak awal tahun telah terjadi 9.884 kecelakaan di Indonesia dan menewaskan 1.547 orang. Angka itu belum termasuk luka berat sebanyak, 2.562 orang dan luka ringan 7.564 orang.

Anak Zaman

Gambar
Ilustrasi “Beli kue. Ini uangnya," kata seorang anak sambil menyodorkan lembaran uang kertas ribuan dengan tangan kirinya ke pemilik warung. Anak itu saya perkirakan berusia tujuh tahun.

Aku, TVRI Sumbar dan Pers

Gambar
Bersama Kak Febri, Uni Nita Indrawati, dan pengisi acara lainnya. Yang masih muda itu penyanyinya.  Kamis, 9 Februari aku mendapatkan kehormatan menjadi narasumber dalam "Perempuan", sebuah acara di TVRI Sumatra Barat. Kali itu Perempuan mengangkat tema Jurnalis Perempuan. Maka dihadirkanlah dua perempuan jurnalis, Pemimpin Redaksi PadangMedia.com, Nita Indrawati Arifin dan saya dari Harian Singgalang. 

Kemandirian Antarkan Haryadi Jadi Pilot

Gambar
Sedari kecil Haryadi Meddiyanto, pilot di Nusantara Buana Air (NBA) terbiasa mandiri. Berbagai kebutuhan dirinya dipenuhi sendiri. Bukan karena orangtuanya tak mampu, tapi lebih kepada upaya orangtuanya, terutama ayahnya, memberikan kemandirian hidup pria dengan nama kecil Edith itu. 

Rendang

Gambar
Rendang Mie Goreng Rendang. Sejak beberapa hari terakhir mie instans itu mulai beredar di Kota Padang. Persisnya saya tak tahu. Yang jelas warung kecil milik kami juga mulai menjual produk mie instans itu. Kalau di Jakarta, sejak akhir 2011 lalu saya sudah melihat iklannya menghiasi berbagai sudut ibukota Indonesia ketika saya untuk kesekian kalinya ke sana. Sepertinya produsen produk tersebut juga tak mau ketinggalan mengembangkan makanan terenak di dunia itu. Meski bukan rendang asli, yakni campuran daging dengan bumbunya yang enak, paling tidak partisipasinya mengingatkan akan enak dan gurihnya makanan khas ranah Minang ini. Rendang Padang, demikian banyak orang di luar Sumatra Barat menyebutnya. Walau sebenarnya tidak cuma di Padang, tapi hampir di seluruh Sumatra Barat atau ranah Minang ini penduduknya bisa memasak rendang.  Tapi tak apalah, karena memang nama Padang sudah mengakar di luar Sumatra Barat sebagai sebutan bagi Minangkabau. Padahal, Padang sendiri adalah ibukota Sumat

Ayah Kami dan Rokoknya

Gambar
Abak Ayah, sejak kami lahir, kami kenal sebagai pria yang sangat perokok. Beliau dalam ingatanku bisa menghabiskan dua sampai tiga bungkus rokok dalam satu hari. Ketika bekerja, semisal membelah kayu untuk tungku di dapur kami, ayah yang kami panggil dengan sebutan Abak selalu merokok. Dalam setiap aktifitasnya, bibirnya tak pernah tak dihiasi rokok.