Anak Lelaki Itu...

Hari ini, 21 Februari. Di tanggal yang sama 4 tahun silam telah lahir seorang bayi laki-laki di sebuah klinik kebidanan di Padang. Bayi mungil itu lahir dari rahim adik kedua saya atau anak keempat ibu saya.

Bayi yang merupakan keponakan saya itu adalah anak kedua adik saya. Dua tahun sebelumnya, adik saya ini melahirkan anak perempuan. Kelahiran bayi laki-laki ini merupakan kebahagiaan tak hanya bagi adik saya dan keluarga kecilnya, tapi juga keluarga besar kami.

Ummi, ibu kami sejak menikah dengan Abak, ayah kami tahun 1975 silam selalu berharap anak laki-laki. Saking berharap terhadap anak laki-laki, beliau sampai melahirkan enam anak perempuan yang kini sudah tumbuh besar dan dewasa. Salah satunya malah telah memberikannya cucu laki-laki.

Allah memang memiliki cara lain untuk menghadirkan anak laki-laki di tengah keluarga kami. Bukan dari rahim ummi, tapi dari rahim salah seorang anak beliau.

Kembali ke anak laki-laki itu. Sudah empat tahun kini usianya. Pastinya dia sudah mulai besar dan tentu saja nakal. Saya tak bisa menggambarkan rupanya dan tingkah polahnya saat ini, karena dia dan saya berjauhan tempat tinggal. Kami di Padang, dia di sebuah desa di Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

Mengingatnya memberikan kerinduan yang dalam bagi saya dan tentu saja bagi Ummi dan keluarga besar kami. Betapa tidak, meski nakal, Abang, sapaan yang kini sering kami panggil panggil baginya, sangat pintar.

Saya masih ingat ketika lebaran lalu mengajaknya silahturahmi ke rumah salah seorang narasumber. Dia tak rewel atau mengacau di sana. Sebelum masuk rumah, membaca salam dan melepaskan sepatu.

Narasumber saya yang melihatnya sangat terkesan. "Anak pintar," kata bapak relasi saya itu.

Dia juga menurut dan tak rewel ketika anak sang bapak dan suaminya mengajaknya bermain. Bahkan, foto wajah rada bule Akbar mungkin masih tersimpan indah di Black Berry anak bapak itu, karena Akbar memang berpose bersama mereka. Dia juga pintar ketika disuruh salim (salam mencium tangan). Amat memberikan kesan mendalam.

Cuma nakalnya, dia selalu meminta dibelikan sesuatu ketika bepergian, terutama mobil-mobilan. Setiap sebelum bepergian, dia selalu bilang, "beli mobil ya, Mi," katanya kepada saya sebelum berangkat.

Pada lebaran lalu, entah berapa mobil yang sudah saya belikan untuknya. Harga mobil-mobilan itu pun terbilang tak sedikit, apalagi di hari raya, penjual sengaja ambil untung. "Harga lebaran," begitu alasannya ketika ditawar. Ugh...!!

Tapi tak soal, saya senang sekali ketika melihat Akbar gembira. Meski mainan tersebut tak akan berumur panjang di tangannya, saya tetap senang bisa membuatnya gembira.

Sebenarnya soal beli mainan setiap pergi ini juga bukan salahnya Akbar sepenuhnya. Saya yang jarang bertemu dia selalu berusaha mengajaknya pergi bersama kemana pun. Sayang, dia yang memang sangat dekat dengan ibunya tak mau pergi sendiri tanpa ditemani ibunya itu. Salah satu cara membujuknya adalah dengan membeli mainan. "Kita pergi yuk Bang, nanti Mimi belikan mainan. Kita beli mobil lagi ya," bujukku.

Hehehe, tindakan salah yah?! Tapi tak apalah, cuma sesekali saja. Dulu ketika dia berumur dua tahun, Akbar yang sebelum punya adik sering disapa Dedek Akbar itu malah tak suka meminta-minta. Saya masih ingat ketika mengajaknya berjalan-jalan di Kota Bengkulu. Tak ada yang dia inginkan. Dia menurut saja dengan apa yang saya belikan untuknya. Agh, anak keren saya rindu sekali padamu.

Beberapa hari lalu saya sempat berbicara di telpon dengannya. Waktu itu, cukup lama berbincang bersamanya. Biasanya dia bosan dan tak mau bicara panjang. "Udah," begitu selalu katanya setelah menyelesaikan satu kalimat.

Tapi hari itu berbeda, dia bercerita lama. Saya senang sekali. Suara kecilnya yang lucu membuat saya selalu rindu akan dia. Waktu itu dia sempat bercerita dibelikan sendal baru oleh ibunya saat pergi ke Kota Bengkulu. "Beli sendal baru, Mimi," katanya.

Dia dan kakaknya memang memanggil saya Mimi. Kepada kakak tertua saya, mereka diminta memanggil bunda. Begitulah, kini di hari ini dia berulangtahun. Ingin rasanya bersama dia merayakan penambahan usianya. Sayang saya tak bisa, cuma doa yang saya panjatkan semoga Allah SWT memberinya umur panjang, menjadi anak saleh dan tentu berbakti pada orangtuanya. Selamat HUT sayang, kami selalu berdoa bagimu. Salam sayang dari kami. I Love You Baby! Happy Birthday yah...




Postingan populer dari blog ini

Abak, Emaknya dan Agresi Belanda II

Iseng Berbuah Manis

Ketika Hari Ultah Itu Belum Tiba