Amran Nur, Selamatkan Sawahlunto dengan Wisata


Amran Nur

Kota Sawahlunto dengan ikon Kota Tambang Berbudaya kini tersohor kemana-mana. Semua tidak terlepas dari kiprah sang walikota, Ir. H. Amran Nur.

Sekitar 10 tahun lalu, ketika akan memulai memimpin Kota Sawahlunto, Ir. H. Amran Nur melihat ada kegamangan yang dirasakan masyarakat dalam menatap masa depan mereka. Betapa tidak, ketika itu boleh dibilang ekonomi kota ini nyaris mati, karena tambang batu bara sebagai mata pencaharian utama masyarakat sudah tidak dapat diandalkan lagi.

Pasar Remaja, sebagai pusat kegiatan ekonomi di kota itu pun sepi, karena masyarakat mulai banyak yang eksodus. Mereka berpindah ke daerah lain demi mencari penghidupan yang lebih baik.



Sebagai orang yang mendapatkan amanah memimpin kota itu, Amran pun memutar otak agar ekonomi masyarakat kembali pulih. Setelah melihat berbagai potensi yang ada, akhirnya ditetapkanlah sektor pertanian dan perkebunan sebagai solusi membangkitkan perekonomian masyarakat yang mulai terpuruk. Caranya dengan membagikan bibit dan pupuk gratis disamping memberikan pengetahuan cara bercocok tanam yang baik.

Sektor pariwisata ketika itu memang hanya dipilih sebagai sektor kedua, setelah pertanian dan perkebunan. "Sebelum saya menjadi walikota, sektor pariwisata ini  sudah ada perdanya, yakni menjadikan Sawahlunto sebagai kota wisata, tapi memang belum berkembang," ceritanya.

Meski hanya sebagai sektor kedua, namun Amran serius menggarap sektor ini, karena memang dia melihatnya sebagai sebuah peluang bagi pengembangan ekonomi kota berbentuk 'kuali' itu. Keseriusan tersebut berbuah manis. Sawahlunto kini menjadi tersohor ke berbagai pelosok negeri karena pariwisatanya nan elok dan berkelas.

Yang lebih membanggakan, Sawahlunto pun tercatat sebagai kota dengan peringkat kemiskinan terendah kedua di Indonesia. Kota ini berada persis dibawah Kota Denpasar yang dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2011 sebagai kota peraih peringkat pertama kemiskinan terendah.

Segudang prestasi bidang pariwisata pun diraih kota dengan ikon, Kota Tambang Berbudaya itu. Tak terkecuali bagi Amran Nur sebagai walikota. Pada April 2012 lalu, dia dinobatkan sebagai Tokoh Perubahan Republika 2011 oleh Republika, karena dinilai berhasil melakukan berbagai perubahan di daerah yang dipimpinnya.

"Lazimnya daerah yang mengandalkan pertambangan sebagai sektor unggulan akan menuju kota mati saat bahan tambangnya menipis. Tapi di tangan Amran Nur, kota ini justru berkembang dan perekonomian meningkat dengan mengubah sektor andalan ke pariwisata, perkebunan, dan pertanian,” kata Pemimpin Redaksi Republika, Nasihan Masha seperti dirilis dari sebuah media harian di Padang.

Tentu tidak mudah mewujudkan berbagai keberhasilan itu. Banyak tantangan yang didapatkan, terutama dalam mengubah pola pikir masyarakat. Namun Amran dan jajarannya tidak pernah patah semangat. Mereka terus dan terus melakukan berbagai hal demi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Saat membangun waterboom di kota itu banyak yang mencibir dan meragukan keberadaannya. "Ada kejadian yang sangat berkesan ketika pertama kali membangun waterboom. Waktu itu ada pembukaan Porprov yang dibuka Pak Gubernur Gamawan Fauzi (sekarang Menteri Dalam Negeri-Red), saya ajak beliau melihat. Saat itu, dia senyum-senyum saja," cerita Amran.

Kemudian saat sudah berkembang, pada suatu pertemuan saya ajak kembali ke sana. "Eh waktu itu dia bilang, saya pertama kali melihat dulu sempat ragu. Sekarang benar-benar luar biasa," kata Amran menirukan Gamawan.

Begitulah! Berkat kegigihan dan tekad yang kuat memajukan daerah, semua rintangan pun seperti menjadi tak berarti. Malah dijadikan sebagai pelecut untuk membuktikan sesungguhnya yang dilakukan bukan sebuah kesia-siaan. Bahkan keberhasilan kota ini mengembangkan waterboom ditiru berbagai daerah di Sumatra Barat dengan hadirnya tempat wisata serupa. 

Meski mendapatkan saingan, objek wisata yang terdapat di Sawahlunto tidak pernah sepi pengunjung. Mereka datang dari berbagai daerah di Sumatra Barat, bahkan dari provinsi tetangga, terutama Riau. Semua tidak terlepas dari pelayanan, kenyamanan dan juga keamanan yang mampu dihadirkan dalam setiap lokasi objek wisata.

Keamanan diciptakan salah satunya dengan membasmi keberadaan preman diberbagai tempat wisata. "Biasanya kami peringatkan baik-baik. Bila tidak berhasil kami minta pihak kepolisian menanganinya dan semua itu terbukti berhasil," katanya.

Meski tidak memiliki hotel berbintang, pariwisata di Sawahlunto memang mampu tumbuh pesat. "Biarlah tidak memiliki hotel berbintang, tapi kami memberikan pelayanan seperti layanan hotel berbintang," sebutnya lagi.

Soal pelayanan ini, Amran memang selalu menekankan kepada para jajarannya. Tidak ada toleransi untuk sebuah pelayanan. Intinya, dalam dunia wisata, pelayanan menjadi hal yang tidak dapat ditawar-tawar.

Selain itu, setiap tahun selalu dibuat sesuatu yang baru bagi wisatawan, sehingga mereka akan kembali dan kembali lagi ke sana. "Kami memang berusaha setiap tahun minimal menghadirkan satu objek wisata baru. Jika pun tidak objek baru, objek yang sudah ada kita kembangkan arena bermainnya. Tahun ini, rencananya kami akan menghadirkan permainan empat dimensi," paparnya.

Dunia pariwisata di Kota Sawahlunto dibawah tangan dingin Amran Nur memang sepertinya selalu menjadi pionir. Tekad menjadi yang pertama memang selalu ditekankan kepada para jajarannya. Pengalamannya sebagai pengusaha yang berkeliling ke banyak negara di dunia turut membantu pengembangan objek wisata baru di ranah Minangkabau. "Kami sengaja membidik sesuatu yang baru dan belum di buat orang di Sumatra Barat," tuturnya.

Kiat lain yang diterapkan sebagai upaya menggaet wisatawan adalah dengan membuat tempat wisata yang ditujukan bagi anak-anak. "Kita buat objek yang disukai anak-anak. Air adalah salah satu media yang paling disukai. Anak-anak kalau lihat air pasti ingin mandi atau berenang," ujarnya.

Bidikan itu diakui Amran dari pengalamannya melancong ke berbagai negara di dunia semasa menjadi pengusaha dulu. Ketika libur bersama anak-anaknya, Amran selalu membawa anak-anaknya ke kota lama yang terdapat berbagai museum. Ternyata anak-anaknya tidak suka. "Mereka sukanya kalau ke arena permainan seperti Disney Land dan sejenisnya. Makanya, saya melihat  agar orang datang ke tempat wisata, bidiklah anak-anaknya, maka orangtuanya akan datang," sebutnya membuka rahasia.

Walau mengembangkan berbagai objek wisata modern, Amran tidak melupakan ikon wisata budaya yang menjadi ikon kota. Keberadaan museum sebagai bagian dari budaya dinilainya sangat penting, sehingga saat memulai usaha sektor pariwisata, berbagai bangunan lama dibenahi sehingga menarik untuk dikunjungi wisatawan. "Sebagai kota budaya, keberadaan museum sangat penting. Tapi ibarat kue tar, kalau tidak ada variasinya tentu menjadi hambar," katanya.

Selain itu, "variasi" melalui berbagai objek wisata modern dinilainya sebagai bagian dari upaya menolong sektor wisata sejarah kota lama. "Museum sekarang kalau dilihat belum menghasilkan, justru tertolong karena adanya objek-objek wisata itu," terang suami dari Emnidar dan ayah dua putri, Dita dan Dila ini.

Amran menekankan, pengelolaan sektor pariwisata jangan dianggap sebagai proyek, karena itu hanya akan menghabiskan uang pemerintah. Justru harus dianggap sebagai sebuah bisnis. "Wisata adalah bisnis. Pendekatannya harus secara bisnis. Artinya harus kembali uangnya, makanya kami mencari akal agar wisata ini benar-benar menarik, mendatangkan banyak uang dan tentunya menghasilkan. Kalau proyek, uang habis, hasilnya tidak ada dan itu hanya akan begitu-begitu saja terus menerus," ujarnya.

Kini jelang penghujung masa tugasnya, Amran berharap apa yang sudah baik dilakukannya tetap dapat diteruskan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat di kota itu. Untuk mencapainya,  berbagai upaya telah dilakukan. Salah satunya memberikan bekal pada eselon III.

Amran percaya hal itu dapat dilanjutkan secara berkesinambungan, karena dia sudah memberikan fondasi yang kuat kepada jajarannya selama memimpin kota itu dalam dua periode kepemimpinannya. Semua juga itu sudah dibuktikan. Tidak hanya sukses menggelar iven Tour de Singkarak yang 2012 ini dibuka di Kota Sawahlunto, tapi tim kreatif Amran Nur itu juga sukses menggelar iven di Jakarta, yakni Sawahlunto Kreatif yang digelar pada Oktober lalu.  "Semua itu berkat kerja keras mereka. Mereka yang mengerjakan semuanya tanpa adanya campur tangan event organizer," katanya terharu.

Makanya Amran percaya, 'warisan' dan tangan dinginnya menggembleng jajarannya untuk menyukseskan berbagai visi misinya, termasuk pengembangan pariwisata akan mampu dikembangkan lagi ketika dia nanti tak menjadi orang nomor satu di kota itu lagi. Semoga!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Abak, Emaknya dan Agresi Belanda II

Iseng Berbuah Manis

Ketika Hari Ultah Itu Belum Tiba