"Pulkam" Setelah Enam Tahun Pergi (2)


Atha di rumah omanya



"Yang dirasani udah sampai ternyata, Koko Atha".

Begitu "caption" atau tulisan pada status WhatsApp Sinta, adek sepupu Ayah Atha yang tinggal di Lampung Tengah yang nampak di HP-ku pada Kamis (29/12/2022) malam.

Ada pula foto Atha yang sedang main HP bersandar di dinding rumah Oma-nya di Poncowati.

Dirasani  adalah bahasa Jawa yang kurang lebih berarti yang sedang dibicarakan. Eh kok aku tahu, hahaha, ya tahu karena dicari tahu di google. Maklum bukan Wong Java,  jadi tidak tahu artinya. Cuma paham, kalau itu bahasa Jawa, hehe..

Sesaat sebelum status itu dibuat, aku memang sedang berbincang melalui WhatsApp dengan Sinta. Dia memuji tulisan tentang Atha yang berangkat ke Lampung dengan ayah dan Pak Uwo-nya yang ku kirim ke pesan WhatsApp-nya. Dipuji begitu, jadi malu donk, hehe..

Akhirnya, aku bertanya, apakah Atha sudah sampai? "Jika sudah, tolong foto kan Athanya ya Sinta," pintaku padanya.

Sepertinya Sinta belum melihat kedatangan kakak sepupu dan keponakannya tersebut. Tapi berselang beberapa menit, dia pun berkabar, kalau Atha sudah sampai dan sedang main handphone milik anak adek ayahnya yang tinggal di sana. 

Atha memang tak punya HP seperti anak lainnya. Jangankan Android, HP biasa saja tak ada, sehingga asyik lah dia memandangi  layar alat telekomunikasi dan informasi itu, seperti yang dilakukannya kepada HP-ku ketika kami bersua. Tapi, di HP-ku, dia suka menonton murotal Alquran dan lagu kebangsaan Indonesia  kesukaannya. Bila bosan, dia akan asyik berselfie ria dengan aplikasi stiker yang lucu atau memakai topi koboy. Hehe..

Dapat info begitu, aku langsung berkabar  ke bunda Atha. Rupanya, dia sudah di telpon kakak suaminya pada pukul 19.09 WIB, sesaat setelah Atha dan rombongannya sampai. 

Atha yang masih "jetlag" akibat perjalanan jauh tak mau bicara dengan Tsaqiif adiknya, sehingga bocah laki-laki 4 tahun tersebut menjadi sedih. Tapi begitu tahu, Koko-nya--sapaan untuk Atha--asyik main HP, maka mencerocos lah dia. "Jangan main HP, Ko, nanti buta mata. Nanti akif (menyebut dirinya dengan nama akif-Pen), marah," katanya semangat. Suaranya yang aku  record, ku kirim ke pesan suara di WhatsApp Sinta. 

Hahaha... ada-ada saja dan maaf ya Sinta, jadi nge-spam.

Alhamdulillah, bersyukur Atha bersama Ayah dan Pak Uwo-nya sudah sampai di rumah Oma setelah perjalanan panjang  dan melelahkan serta dengan kisah ada penumpang yang wafat di bus. 

Oma ternyata sudah pulang dari rumah sakit. Dia tampak duduk bersama anak-anak dan saudaranya yang datang ke rumah mereka. Itu yang tampak saat aku video call  dengan Sinta. Semoga lekas sembuh ya Oma. (bersambung)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Abak, Emaknya dan Agresi Belanda II

Iseng Berbuah Manis

Ketika Hari Ultah Itu Belum Tiba