Raseno Arya, Sukseskan Tour de Singkarak dengan 4K

Tour de Singkarak 2013 akan dibuka Sabtu (1/6) malam ini di Kota Bukittinggi. Empat tahun terakhir, iven tahunan itu berlangsung sukses. Kesuksesannya ini selain tangan dingin Wamenparekraf RI, Sapta Nirwandar sebagai pencetus ide, juga berkat kerja keras Kasubdit Promosi Wilayah I Sumatra, Raseno Arya. Bagaimana keterlibatan putra Minang ini, berikut wawancara khususnya dengan Redaktur Singgalang, Yuniar:

Bagaimana mulanya anda bisa terlibat dalam iven besar ini?
Begini, saya harus ceritakan dulu, iven ini hadir setelah Pak Gusmal menemui Pak Sapta Nirwandar yang ketika itu menjabat sebagai Direktur Pemasaran Kementerian Pariwisata. Mereka membicarakan pengembangan Danau Singkarak sebagai objek wisata. Singkat kata, Pak Sapta memberi ide dengan menggelar balap sepeda yang mengusung konsep tourism and sport.
 
Lalu?
Sebagai Kasubdit Promosi Wilayah Sumatra, saya tentu ikut terlibat. Apalagi, sebagai putra Minang yang berasal dari Kota Padang saya ingin daerah ini maju dan Sumatra Barat memiliki potensi pariwisata luar biasa, tidak kalah dengan daerah lain bahkan negara lain. Banyak yang bisa kita perbuat dengan potensi besar ini.

Apa yang anda lakukan untuk mewujudkan harapan itu?Tentu menyukseskan Tour de Singkarak ini. Saya berusaha meyakinkan banyak orang untuk bisa mendukung kegiatan tersebut. Banyak yang mencibir ketika itu. Tapi, sekarang alhamdullilah bisa sampai pada tahun kelima. Malah dari semula hanya melewati empat kabupaten/kota, kini 17 kab/kota dan masuk pada lima terbaik dunia.

Apa kiat-kiat sukses itu?Merangkul semua orang. Saya mendengarkan masukan dari siapa saja sepanjang untuk kemajuan iven ini, tidak peduli mereka dari kalangan manapun. Sepanjang itu baik, saya akan terima. Mereka saya rangkul. Intinya saya bekerja dengan komitmen, ketekunan, kerja keras, dan dengan kesabaran (4K). Juga ikhlas.

Semudah itukah?
Tentu tidak! Tapi semua ini, sekali lagi berkat dukungan semua pihak, termasuk juga kabupaten kota yang dilewati, dukungan dari provinsi, dan pihak terkait lainnya. Saya bersyukur sejak sekolah dulu di SMP Adabiah, SMA Don Bosco hingga kuliah di Fakultas Ekonomi Unand dan bahkan kini menjabat Ketua Umum Ikatan Alumni FE Unand, selalu aktif berorganisasi, sehingga banyak teman. Ini lah yang membantu saya hingga kini. Persahabatan dan sekali lagi kerja ikhlas selalu membuat apa yang saya lakukan berhasil.
 
Ohya? Lalu apa iven lain selain TdS?
Lumayan banyak, seperti Asean Jazz Festival yang mirip dengan Jakarta Jazz Festival yang kita selenggarakan di Batam. Tahun lalu, kami berhasil mendatangkan peserta dari 10 negara di dunia, termasuk Amerika. Juga ada Musi Triathlon dalam rangka Visit Musi yang menyisiri 500 km Sungai Musi, diantaranya dengan dragon boat dan canoe.

Dari sekian banyak iven yang digelar dalam promosi wisata, apa istimewanya TdS ini?Oh, sangat istimewa. Bukan karena saya melihat sebagai seorang putra Minang. Lebih dari itu, saya menilai TdS adalah iven bandunsanak. Semua saling bahu membahu untuk kesuksesannya. Tidak ada lagi batas administrasi, kabupaten ini atau kota itu, semuanya bersatu. Ini sangat luar biasa. Bukan saya saja yang menyatakan ini, bahkan mengapa TdS bisa masuk lima besar dunia, juga berkat kerja keras dan dukungan bersama. Sekali lagi, ini benar-benar iven badunsanak, sulit ditemukan di daerah lain.

Lalu apa harapan Anda dengan TdS tahun kelima ini?Saya berharap, kebersamaan ini tetap terjalin, terutama untuk tetap mendukung keberlangsungan TdS di kemudian hari. Saya tidak tahu, apa ke depan saya masih akan terlibat dan apakah Kementerian Parekraf masih ikut dalam mendorong kemajuan pariwisata  Sumbar dengan TdS ini. Tapi harapan saya, ini tetap dilanjutkan. Yakinlah, dengan 4K yang saya lakukan, semua akan dapat berjalan dengan baik. (*)



Pernah dimuat di Harian Singgalang, Sabtu (1/6)

Postingan populer dari blog ini

Abak, Emaknya dan Agresi Belanda II

Iseng Berbuah Manis

Ketika Hari Ultah Itu Belum Tiba